Sabtu, 01 Oktober 2011

terbiasa menyendiri

Ah. Aku tak tahu untuk menuliskan apa saat ini. Aku hanya merasa untuk perlu menuliskan apa yang terlintas dalam benak pikiran dan perasaan ini. Padahal itu semua belum terkonsep dengan baik. Ini hanya akan coretan demi coretan yang mungkin saja tak mempunyai arti. Intinya hanya ingin meluapkan perasaan ini saja dalam bentuk tulisan. 

Begitulah. Aneh diriku ini. Ada sesuatu yang terasa berbeda belakangan dengan diriku kini. Ada yang baru kusadari dari kepribadianku sekarang ini. Aku mulai menyadari kalau diriku ini ternyata sudah saking akutnya terbiasa menyendiri. 

Tak bisa disangkal bahwa dalam kehidupan terdapat bentuk interaksi sosial antara sesama manusia dan itu pula yang menjadi salah satu hakikat kemanusiaan seseorang. Dirinya berinteraksi dengan yang lainnya. Pun interaksi adalah salah satu bentuk dari kebutuhan manusia sebenarnya. 

Akan tetapi, entah kenapa belakangan ini, interaksi bukanlah sesuatu hal yang menjadi kebutuhan lagi. Dia telah beralih fungsi menjadi semacam benalu yang malah menjadikan diri merasakan ada yang tidak tepat. Interaksi yang ada adalah suatu bentuk yang malah menjadikan diri ingin lepas darinya, bukan membutuhkannya lagi. 

Hey, what’s going wrong in here? Yes, it should be some mistake in here. But don’t know what it is... 

Mungkin sepertinya aku ini terlalu pemilih. Aku telah mengkotak-kotakkan manusia dalam beberapa kelompok-kelompok yang aku pilih sebagai suatu bentuk komunitas yang aku terima berinteraksi dengannya. Namun, ada pula beberapa kelompok tipikal manusia yang aku tolak untuk berinteraksi dengan mereka. 

Saat ini, di tempatku kini berada. Yang ada dan yang kurasakan adalah aku berada pada sekumpulan kelompok manusia yang tidak cocok denganku. Terlalu banyak perbedaan terasa dan itu menimbulkan ketidaknyamanan tersendiri apabila harus melakukan interaksi dengan mereka. 

Memang sebenarnya dapat dimaklumi jikalau manusia itu mempunyai keberagaman tipikal, sehingga pun suatu keniscayaan bahwa perbedaan itu adalah suatu hal yang mesti ada dan dirasakan. 

Mencari sekelompok orang yang persis sama dengan tipikal kita untuk berinteraksi adalah suatu hal yang sungguh sulit untuk direalisasikan. Kalaupun ada itu menjadi suatu keberuntungan tersendiri. Namun, keberuntungan itu jua bisa jadi beralih menjadi suatu hal yang lagi-lagi tidak membuat diri nyaman dalam jangka waktu lama karena kesamaan yang terus menerus dihadapi dapat menjadikan diri begitu mudah terperangkap dalam belenggu monotonitas dan hegemoni yang menjemukan. 

Akan tetapi, tak jarang pula kita bisa menemui kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kesamaan yang walaupun tidak secara keseluruhan sama, tetapi secara dominan banyak kesamaan yang dapat dieksplor. Di sini hakikat perbedaan masih ada, tetapi kecocokan menjadi suatu kesinergisan yang mewujud dengan adanya banyak persamaan dalam kelompok tersebut. 

Bisa jadi juga yang terjadi adalah kita menemukan sekelompok manusia yang sebenarnya tidak terlalu mempunyai banyak persamaan dengan kita, tetapi kita dapat nyaman berinteraksi dengan mereka. Faktor yang menjadikan kenyamanan ini adalah kesinergisan antartipikal kepribadian yang berbeda, tetapi dapat saling melengkapi serta menunjang satu sama lain. 

Beda halnya, apabila kita temui sekelompok orang yang malah jelas nyata kontradiksinya dengan tipikal kepribadian diri. Kontras yang ada rentan menyebabkan ketidaknyamanan karena tidak adanya titik temu yang bisa menjadikan kenyamanan itu terjadi. 

Dan begitulah yang sedang terjadi. Diri ini menyadari begitu banyak kontras yang terasa dengan sekelompok orang yang menjadi keseharian untuk berinteraksi dengan mereka. 

Di sinilah yang menjadi salah satu poin yang perlu diperhatikan. Bagaimana caranya dapat merasakan nyaman ketika kita tahu bahwa kita berada dalam sekelompok orang yang mempunyai kepribadian begitu kontras dengan diri kita, padahal pada faktanya komunitas itulah yang menjadi satu-satunya kelompok yang akan ditemui terus dalam keseharian hidup dan tempo jangka waktu yang lama. 

Dan diri pun menanyakan pada diri sendiri. Apakah kamu bisa mengesampingkan segala perbedaan yang ada itu? Karena terkadang begitu terasa pikiran dan perasaan ini terlalu terporsir untuk dikerahkan memvonis tidak suka dengan kondisi perbedaan yang tengah dihadapi. Pemaksaaan seperti itu menjadikan ketidaknyamanan yang terus menerus terasa dan alih-alih malah tak diatasi. 

Sekarang ini. Cobalah paksa dirimu berpikir, wahai diri. Kamu berada di tengah-tengah komunitas baru yang ternyata mempunyai perbedaan yang kamu anggap terlalu signifikan untuk menyebabkan ketidaknyamanan terjadi. Nah, apa yang bisa kamu lakukan sekarang? 

Apakah dengan egoisnya kamu akan mengucilkan dirimu dan berkutat dengan hal ihwal dirimu saja? Atau kamu akan berusaha menjadikan pikiran dan perasaanmu untuk menoleransi hal ini? You know which one that is better, dude... 

Ah. Anehnya diriku. 

Painan, 29 Juni 2011, 09.40

88 komentar:

  1. hmmm... catatan lama ini terkadang masih terasa relevan dengan beberapa kondisi dan situasi yang sedang dihadapi....

    BalasHapus
  2. bisa jadi keanehan pada dirimu itu disebabkan oleh bibit-bibit cinta yang mulai bersemi di hatimu, Anas ...

    *tapi bisa juga sih oleh bibit-bibit lain, misalnya bibit buah nanas ... he he he ...

    BalasHapus
  3. Mbak Eli...
    nggih mbak... niki kula taksih ing koto Painan sajo hohoho

    BalasHapus
  4. then let the lonely river flows..to the sea..

    BalasHapus
  5. Mas Hendra...
    ~_~a mari deh menanam bibit...
    bibit cinta dengan siapa coba?
    atau sedang cinta dengan Painan? penuh prahara nian nih hihihi
    oke, saya rasa memang perlu dipertimbangkan menanam nanas di sini, agak langka menemukannya soalnya
    atau jangan-jangan karena ndak cocok ditanam di sini ya?

    BalasHapus
  6. Uda Romi....
    you know what, Uda.... tadi sore ambo tuh barusan maen ke pantai gituuuuu
    and yes, walau tema kesendirian lumayan santer balik lagi, it really flows to the sea... :D

    BalasHapus
  7. Indeed. As in my case, going to Gramed nor shopping would be helpfull too. *smirk

    BalasHapus
  8. Mas Anas... tulisannya rapet-rapet gitu sih... Ayo dong dirapiin biar fresh bacanya...

    #click - scroll down#

    hahaha

    BalasHapus
  9. Uda Romi...
    yeeeeeeey berarti diriku harus ke padang dulu dong... kalau ada Uda Romi bolehlah ketemuan di sono... kapan nih jadi ketemuanya huhuhu *atau mau di pasar aja ya hehehe

    BalasHapus
  10. Mas Chifrul...
    huaaaaaaaaa mas niki koneksi berproblemo dan ambo barulah sadar akan hal ini....
    maafkeun... niki sudah ambo perbaiki, Uda...

    BalasHapus
  11. Rama...
    yoOOOOooosh mari enyahkan kesendirian di Painan nih *loh emang ngajak sapa hehehe

    BalasHapus
  12. catatan lama ini, mas? berarti 'kesenangan menyendiri'nya sdh tdk akut kan?
    kesendirian itu mbwt qt bnyk berdialog dgn jiwa. bagus ko,
    ksndirian smcm itu mbwa kebijaksanaan. insyaAllah.

    BalasHapus
  13. Ziyy...
    ya gak gitu lama sih... di endingnya saya tulis tuh tulisan dibuat bulan Juni kemaren...
    awal-awal beradaptasi di tempat baru...
    hmm sekarang sih sepertinya tidak akut emang, udah sekian persen gitu hehehe
    hmmm yap seperti yang Uda Romi bilang let the lonely rivers flow to the sea,
    tadi juga menyendiri di pantai kala sore hari itu sesuatu banget buat merenung dan berpikir

    BalasHapus
  14. hmm.. strange.sepengetahuan saya anas orangnya supel (padahal g pernah ketemu) heeee.
    kita tidak bisa meminta seperti apa lingkungan yang kita hadapi. just take it easy. baru di painan beberapa bulan kan.. saya dulu juga merasa terasing pas awal2 di bali. skrg malah pengen kesana lg. :D

    BalasHapus
  15. kurleb sama sperti yg saya alami hari ini
    *perlu byk belajar menerima nih

    BalasHapus
  16. Tipikal tulisan anas: panjang.

    Aku juga lebih suka menyendiri. =)

    BalasHapus
  17. juga perlu banyak ngasih dong jangan nerima doang maunya
    *nyodorin tangan*
    *nunggu diksih ama si oom *

    BalasHapus
  18. aiih aku malah suka rame..
    suka ketemu ini itu :D
    tapi klo jalan, nonton yaa milih sendiri

    BalasHapus
  19. nggak si nanas doyan mojok orangnya
    *dilempar nanas*

    BalasHapus
  20. wahai diri, berbaurlah.. keluar dari zona nyamanmu. hidup ini indah.. hidup ini indaaaah.. na-ma-ku strawberry... *eh, semangka ding? atau nanas? :D

    BalasHapus
  21. lagi.. ngegalau yaa hahaha..
    klo nonton soalnya udah nyangkut selera, lebih asik sendiri..

    BalasHapus
  22. mari beradaptasi, kamu bisa kok mas!

    BalasHapus
  23. uwow rame... ni postingan yang sepertinya tidak terbiasakan untuk hanya kalangan sendiri hihihi

    BalasHapus
  24. Haryo...
    hahahah kepribadian maya dan nyata bisa jadi sekian puluh derajat berbeda... tahu deh ya kenapa bisa begitu... tapi pada dasarnya ndak ada yang diada2in kok... jangan sampai deh multiple personality hihihi
    hmmm... tapi ya itu terkadang ada kan situasi di mana kita kok ya ngepas dapatnya tuh lingkungan yang serba ndak cocok ma kita... nah, jadilah lebih kelewat seneng sendiri mulu

    BalasHapus
  25. memang adaptasi itu proses ya, nas...
    jangan pernah berhenti berusaha utk berproses,
    ga mudah emang...tapi bisa!
    ayo2 semangat :D

    BalasHapus
  26. Mas Adam...
    huhuhu ada teman... kalau penyendiri gabung ma penyendiri pegimane ye jadinya hehehe...
    iya, ni juga ending conclusionya emang sepertinya kudu more flexible and more accepting

    BalasHapus
  27. Mas Tofan....
    kalau curcol biasanya emang meluap2 sih kata-katanya.... ngalir terus aja kayak sungai hehehe
    ho? nemu penyendiri lagi nih... tapi kalau mas menyendirinya masih dalam batas normalkah? kalau saya di sini agak mengetengahkan ke 'terpaksa menyendiri' yang kemudian bikin jadi 'terbiasa menyendiri'....

    BalasHapus
  28. Mbak Nita....
    mbak nita gitu loooo, ratu kopdar sejagad... kalau ndak suka rame ya, titelnya perlu dialihkan hehehe

    hooooo? saya suka mojoknya kalau sedang makan nanas kooook, mbak... *ndakmaubagi2hehehe
    ni berarti saya harus lebih memberi nanas ya bukan menerima nanas hehehe

    BalasHapus
  29. Kak Ai...
    huaaaaaa ada petuah dari saudara perguruan buah-buahan *loh?*
    yowis, mungkin juga terlalu nanas-sentris kali ya... harusnya lebih meliat keberagaman bahwa di dunia ini ada strawberry, semangka, melon, pepaya, pisang, apel, jeruk, markisa, pir....
    huaaaaaaa jadi pengen rujakan hehehe

    BalasHapus
  30. Mbak Nita...
    nih nonton filmnya casenya? saya jelasnya juga gitu sih... biar lebih konsen ma filmnya... soalnya ya kalau bareng mah nanti jadi ajang bercomment ria...

    BalasHapus
  31. Mas Adam...
    galau dalam tidur? berarti mpe dibawa mimpi ya galaunya hohoho

    BalasHapus
  32. Mas Syamsul...
    yoOOOOsh... insya Allah akan terus dicoba...
    mas dulu saat pertama kali di bumi Borneo juga mengalami semacam cultural/social shock-kah?

    BalasHapus
  33. Mbak Ute...
    eaaaa mentang-mentang nih yeee...
    suatu saat nanti dah....
    kalau udah sebegitunya menimba pengalaman di daerah barulah ke pusat
    dan menjadi pengambil kebijakan dengan pengalaman dulu di daerah hooooooooo

    BalasHapus
  34. Mbak Rifi...
    yOOOOOOOsh lagi...
    kesabaran dalam proses nih...
    tapi emang kerasa banget nih proses...
    ni kan catatan lama dan kalau dibandingkan lagi sih tingkat kesenangan menyendirinya udah turun berapa persen gitulah hehehe
    makasih yo mbak...
    saling menyemangati :)

    BalasHapus
  35. waktu awal2 di bali juga merasa terasing. pinginnya segera pulang. tp setelah punya knalan ibu2 penjual nasi, penjual buku di seminyak, agen travel, bule usia 50 th(padahal di dunia nyata saya pendiam hee) entah kenapa bali jadi indah :D.
    yaa paling tidak anas tidak merasa terasing di mp.. hehee

    BalasHapus
  36. Haryo....
    ya itu... kadang kita tuh butuh ketemu 'the right persons' one buat aktivasi mode tidak sendirinya kita kali ya hehehe
    hmmm di sini sih udah nemu beberapa orang yang klop kok...
    daripada masa-masa awal dulu bbbbeuh bener-bener sendiri yang menyiksa gitu dah...
    ho'oh MP is the best dah pokoke heheh

    BalasHapus
  37. bukan right person sebenarnya.asal kenalan aja kok.pokoknya ktemu orang :D.

    BalasHapus
  38. halah ***

    bahasa planet buah :p

    BalasHapus
  39. Yah masih adaptasi aja kali Nas.

    Semoga lekas menemukan teman-teman yang seharum minyak wangi ya Nas :))
    Amin ya Rabb...

    BalasHapus
  40. Painan..?

    Orang pesisir y mas anaz?

    ^_^

    BalasHapus
  41. sendiri iku menyenangkan naz.... tapi bersama2 yo nyenengke.. tinggal wektune ae.. hehehe

    BalasHapus
  42. *dapet link dari bang adam*

    iya nihhh T__T
    guwe juga lagi terjebak di salah satunya #aihGajeboBangett
    tapi mo gimana lagi. Harus bertahan kan untuk kemaslahatan diri sendiri? Tapi untuk menjadi lebih 'nice' lagi, guwe gak bisa... Jarak antara guwe dan mereka begituuuuwwww jawuuuhhh...
    Jadi mau gak mau guwe merubah mindset guwe dan berjuang keras buat berpikir gitu tiap kali guwe merasa risih berdiri di antaranya. Mantra guwe cuma satu :
    "Me is nice. Me is nice. Me is nice. Just smile, enough !!!"
    (lagian sapatau dengan jadi pendengar yang baek, mendadak tau banyak info, ckikikk)

    BalasHapus
  43. Haryo...
    iya nih belum sebegitunya ngeksis di kota ini... kenalan masih kurang euy.... mari kita tepe-tepe... bukan tebar pesona tapi tebar perkenalan hehehe

    BalasHapus
  44. Mbak Yuni...
    hihihi bolehkan yaks pake bahasa itu... mbak sendiri suka buah apa?
    aaaaaaah doa mbak Yuni tuh doa yang paaaas banget... Allahumma aamiin
    jazakillah mbak..

    BalasHapus
  45. Mbak Ipie...
    he? demam cinta? wuihh tanda-tandanya apa emangnya, mbak?
    keknya saya ndak mengalami panas-dingin sesuatu tuh.. hehehe

    BalasHapus
  46. Tarkhiena...
    ada apakah gerangan?
    namun ambo hanyalah urang perantau saja di ranah Painan...
    punika kula nggih asli tiyang Jawi
    cuman dinasnya penempatan di Painan gitu...

    BalasHapus
  47. Mbak Fajar....
    yo kuwi mbak... sing isih angele iki ngubah mode ON sendirine q pas kapan ae...
    ngerasa aneh bangetlah nek sendiri dalam keramaian ngono

    BalasHapus
  48. Mbak Dekmaniezt...
    hohoho makasih dah mampir, mbak, dan yap sama-sama bernasib sama rupanya...
    dan hmmm mantranya itu sepertinya patut diooba kalau ketidakcocokan sedang meruncing2nya... karena sering pula pemicu ketidakcocokan itu tiba-tiba muncul dan bikin ya jadi pengen mengucilkan diri gitu...
    nice advise, thanks ya mbak

    BalasHapus
  49. Ku suka semua buah yang bisa di rujak, bisa di jus, bisa di buat salad :))


    ***
    Amin ya Rabb

    BalasHapus
  50. jangan panggil guwe mbak!!!!!
    *mendadak galak, gila, rabies, nyokot, nyopot*

    *uhukk*
    ehh, baru kenal ya :">
    ~mendadak jinak, malu2 miong~
    ya gitu deh...jangan panggil mbak ya nak...
    panggil mas ajach,,,,
    akang juga boleh .... :">
    tapi kalo gak yakin, panggil dek apa mblung ajach :">
    *aihhh,,,co cwitttt dipanggil emblung*

    BalasHapus
  51. Mbak Yuni
    yoooo campur2 kadang lebih baik... makanya juga berarti nanas gak boleh dimakan sendiri kudu bareng ma temen lainnya hehehe

    BalasHapus
  52. Dekmaniezt
    huaaaaaa.... indikasi adanya Multiply Identity Disorder nih... eh itu kan kalau IDnya klonengan hehehe
    yowislah terserah panjenengan ae...
    boleh ndak kalau pake 'man' atau 'niezt' tuh? hihihi

    BalasHapus
  53. ENGGAK BOLEH !!!
    karena kalo 'man' ntar guwe disangka 'preman', dan 'niezt' ntar ada mb 'rengganiez' yang selalu guwe panggil mb 'niez' dan guwe bukan adeknya mb 'niez' walo guwe dipanggil 'dek'
    T__T
    #nasib#

    MID ? Kebetulan punya 3 yang buat serius, sama 4 buat iseng maren. How dong? *ckikikk*

    BalasHapus
  54. Kamu berada di tengah-tengah komunitas baru yang ternyata mempunyai perbedaan yang kamu anggap terlalu signifikan untuk menyebabkan ketidaknyamanan terjadi. Nah, apa yang bisa kamu lakukan sekarang?

    Ini tanda-tanda demam cinta. Bentar lagi suka deh.. dan kerasan.. trus ketemu tambatan hati dah....

    BalasHapus
  55. Dek (yaudah menggunakan ini aja deh)
    hahaha yoyoyolah... tetep 'dek' aja...
    hooooo klonengan banget rupanya ~_~a

    BalasHapus
  56. Mbak Ipie...
    Hoooooo gitu toh...
    tapi lingkungan baru nih dominasi bapak2 nih... masak ni ntar jadi tanda jatuh cinta ~_~a

    BalasHapus
  57. namanya cinta tak terduga, bisa ajah itu bapak2 punya anak atau keponakan... sapa tauuu Naz

    BalasHapus
  58. paling tidak sudah punya penghasilan sendiri :D

    BalasHapus
  59. Mbak Ipie...
    yayaya lumayan sering kok dibegituin... 'nas, anaknya si bapak ini lo masih ada yang gadis blablablabla' hehehe

    BalasHapus
  60. Haryo...
    ho? walau sudah berpenghasilan tapi keknya kurang ngaruh pada eksistensi di kota ini deh
    *paling ya lumayan jadi sering ke pasar dan warung2 hihihi

    BalasHapus
  61. khekhekheee....
    eksis gelaaaa

    *tutup muka*
    *nyebur ke laut*

    BalasHapus
  62. selametin si dedek...
    *eh bisa renang kan yaks hihihi

    BalasHapus
  63. kalo gitu cari gadis minang nas.
    :D

    BalasHapus
  64. kalo gitu cari gadis minang nas.
    :D

    BalasHapus
  65. Haryo....
    hohohoho ho ho ho ho hohoho
    *menggeje

    BalasHapus
  66. malah menggeje -_-,
    kata emak kalau udah punya penghasilan,cewek sih tinggal milih.. heheee

    BalasHapus
  67. Hehehehe... Klo aku sih bukannya mengkotakkan manusia, tapi lebih cenderung memilih teman yang cocok dan itu bakalan dijadikan temen ngumpul, jalan, cerita dll...
    Di kantor juga masih menyesuaikan dan sepertinya memang ga setipe dengan mereka, jadi cuma menikmati aja kehidupan kantor disini, berusaha menjadi bunglon yang bisa masuk ke komunitas mana aja...
    *totally geje*

    BalasHapus
  68. anggap aja ini bagian dar adaptasi. dan Anaz harus membiasakan itu. apalagi di anggaran. bs 3 tahun sekali pindah tempat ;-)

    BalasHapus
  69. Berarti nanasnya mau naik kelas (dari nanas baby jadi nanas montong :D)

    Pan manusia berkembang dari ketidaknyamanan ^_^

    sotoy.com

    BalasHapus
  70. Haryo...
    tinggal milih ya? yowis mari lakukan tahap ini...
    *soklakubangetsih ~_~a

    BalasHapus
  71. Dek...
    hohoho sayang sepertinya tidak ada patroli penyelamat di sinih...
    selamatkan diri anda sendiri yaks, hihihi

    BalasHapus

  72. Kak Muse...
    hidup itu emang sebenarnya simpel aja yaks.. nikmatin aja, just let it flow...
    mau gimana lagi juga ya, kak... emang ndak bakalan mesti kita dapet lingkungan yang klop banget ma kita
    beruntung banget dah kalau dapet...
    well, mari kita membunglonisasi *loh?

    BalasHapus
  73. Mas Dedy
    huaaaaaaa... tahu aja nih pola mutasi instansi saya pegimana...
    bahkan pun yang kemaren dimutasi aja baru dipindah setelah 5 tahun gitu, mas..
    emang perlu kursus latihan adaptasi deh, mas dedy bisa mengajarkan?
    sekalian kursus kenarsisan kalau boleh hehehe

    BalasHapus

  74. Mas Bagus
    hohoho iya juga ya... headshout saya nih mungkin ada pengaruhnya
    masih imut gitu, kudu jadi nanas yang matang hehehe
    analogi yang tepat kok mas... makasih :)

    BalasHapus
  75. kadang, lebih tepatnya dalam banyak waktu, saya pun merasakan bahwa menyendiri itu lebih menyenangkan

    *oya, yg tadi itu Turan adalah tokoh dalam Muhammad Pengeja HUjan

    BalasHapus
  76. mas Farid...
    mungkin emang perlu membiasakan serba sendiri ya... soalnya kalau terpaksa sendiri gini jadilah rasanya memang kok ada yang aneh gitu...
    pantesan gak tahu, wong belum baca... hmmm bolehlah ntar dibaca tu bukunya

    BalasHapus
  77. yg penting terbuka terhadap berbagai pemikiran dan berpikir dl sebelum bertindak. maklum, lain tempat lain pula kebiasaan/budaya disana.

    kalau mau narsis, minimal HS-nya PAKE POTO SENDIRI!!!!! Hahahaha....

    BalasHapus
  78. Mas Dedy..
    okeeeeeeeeeeeeeeeeeeeh mari buka-bukaan....
    pake HS foto sendiri? hihihi duh coba deh ntar... kita liat bagaimana perkembangan kenarsisan saya hihihi

    BalasHapus