Sabtu, 21 Mei 2011

(reportase kajian) mencontoh kehebatan para yahudi

Tertarik dengan ajakan mas Nahar di postingannya tentang kajian Islam vs Israel, sore hari ini tadi saya mengikuti kajian tersebut. Bertempat di Masjid Agung Al Azhar, kajian pun dimulai pada pukul 16.00. Karena tak sempat mengajak teman atau pun berworo-woro ria tentang kajian ini, saya berangkat sendirian di sana.

Berbicara tentang Masjid Agung Al Azhar sih, saya sudah beberapa kali menyambangi masjid ini karena dulu saat sepulang dari diklat di BPPK, daerah Purnawarman dekat Blok M, saya menyempatkan shalat berjamaah di masjid ini. Sekilas baca-baca info dari internet juga masjid ini ternyata cukup bersejarah juga. Arsitekturnya juga khas dengan banyak pintu dan juga karpet besar berlogokan Al Azhar.

Oya, kajian kali ini yang ngisi adalah Ust. Ahmad Sarwat, Lc. Beliau terkenal sebagai penulis Islami yang sangat konsen dengan bidang fikih dan terkenal pula mengisi rubrik konsultasi syariah di media seperti warnaislam.com. Kalau ma ustad yang satu ini, saya juga familiar banget dah. Soalnya dulu sewaktu di kampus, beliau termasuk sosok yang terkenal ngisi kajian dan juga jadi dosen agama.

Hohoho langsung aja dah bagi-bagi materi hasil kajiannya. Jadi, pada kajian yang bertemakan Islam vs Israel ini, Ust Ahmad Sarwat memaparkan mengenai berbagai faktor mengapa kuasa Israel begitu menjamah hampir seluruh sektor kehidupan kita sekarang ini dan bagaimana pula menghadapinya.

Sudah merupakan fakta yang kita ketahui bahwa jumlah orang Yahudi di dunia ini termasuk golongan minoritas. Walaupun secara kuantitas jumlah mereka kecil, akan tetapi pengaruh mereka begitu menggurita di dunia ini. Nah, menjadi ironi yang miris pada sisi sebaliknya jika kita melihat realita kaum Muslim. Jumlah kaum Muslim itu lebih banyak berkali-kali lipat dari orang Yahudi, namun apa yang terjadi? Di negara-negara yang mayoritas berpenduduk Muslim malah mengalami keterbelakangan dan kurang maju daripada negara-negara lainnya.

Lalu, pertanyaan besarnya di sini adalah apa sih yang menjadikan pengaruh Yahudi itu begitu kuat sementara jumlah mereka sebenarnya hanyalah sedikit saja? Ust Ahmad Sarwat menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang melatarbelakangi mengapa hal ini bisa terjadi...

#1 Bangsa Yahudi mempunyai hubungan kekerabatan/keturunan yang sangat kuat dan begitu kompak dalam melakukan berbagai strategi. Mereka begitu bersatu padu dengan satu tujuan nyeleneh mereka, yakni untuk mendirikan negara Israel Raya yang mereka sangat idam-idamkan. Satu tujuan ini menghempaskan berbagai perbedaan di antara mereka, tidak terpecah dalam berbagai golongan-golongan kecil yang saling bentrok. Jelas beda dengan realita umat Islam sekarang ini yang melupakan satu tujuan untuk membangkitkan khilafah Islamiyah kembali tetapi malah lebih fokus untuk mencerca dan menghardik perbedaan antargolongan yang ada di dalam Islam.

#2 Bangsa Yahudi menanamkan semangat keyahudian yang begitu dalam dan kuat kepada keturunan mereka sejak mereka kecil. Dengan semangat keyahudian yang sudah melekat kuat itu, maka kebanggaan akan menjadi yahudi sudah ada dan menjadikan doktrin yang kuat bagi mereka untuk dapat mencapai tujuan Israel Raya itu. Hal paling sederhana yang mereka lakukan untuk itu adalah mengajarkan keturunan mereka untuk selalu menggunakan bahasa Ibrani sebagai salah satu simbol eksistensi ras mereka. Bagaimana halnya dengan umat Islam sekarang ini? Hmm saya sendiri tertohok banget dengan penjelasan ustadz tentang satu hal ini karena sepatutnya sebagai seorang muslim, kita harus dapat menggunakan bahasa Arab dan juga bangga akannya, bukan malah bangga ketika mempergunakan ‘bahasa penjajah’ yang kurang menunjukkan identitas kita.

Tidak hanya mengenai bahasa juga, keturunan Yahudi juga didoktrinasi dengan pemikiran bahwa mereka harus sungguh-sungguh berusaha mewujudkan cita-cita mereka sehingga menjadi profesional di bidangnya dan kemudian memanfaatkan keahlian mereka untuk kepentingan ras Yahudi saja.

#3 Bangsa Yahudi begitu taat dengan kepercayaan mereka. Dengan kepercayaan itulah, mereka menjadi begitu ekstrim dan doktrinasi begitu melekat pada diri mereka. Namun, ketaatan ini adalah bentuk yang menyesatkan karena dasar kepercayaan adalah hal yang tidak benar, seperti kitab Talmud yang sarat dengan intrik-intrik dan protokol Zionis yang begitu ambisius. Satu kasus yang dicontohkan ustadz tentang hal ini adalah betapa para yahudi itu sangat menjaga makanan mereka. Pada kepercayaan yahudi dikenal juga semacam istilah makanan halal untuk mereka dengan label kosher. Nah, pada airport internasional dan hotel berkelas dunia, menu-menu yang ada disesuaikan dengan standar ‘kehalalan’ ala kosher yahudi itu. Lalu, bagaimana dengan umat Islam? Kebanyakan dari kita tidak terlalu mempedulikan halal atau tidaknya makanan-makanan internasional yang bisa jadinya dalam proses peracikannya menggunakan bahan-bahan haram menurut Islam.

#4 Bangsa Yahudi begitu terdoktrinasi dan bersemangat untuk memperkuat finansial mereka dan juga berkehendak menguasai sektor perekonomian. Dari penguasaan akan sektor ini, maka mereka akan mudah menguasai sektor-sektor lainnya karena begitu banyak keterkaitan berbagai sektor kehidupan dengan aspek finansial/ekonomi ini. Posisi-posisi strategis dalam bidang itu mereka kuasai. Dengan kekuasaan itu mereka dapat mengutak-atik kaum non-Yahudi, termasuk Muslim, bawah pengaruh mereka.

Hmm itulah empat faktor yang sekilas terlihat sederhana saja, tetapi mau tak mau harus diakui memang seperti itulah kehebatan Yahudi sehingga mereka bisa menjadi sedigdaya ini sekarang. Satu hal menarik yang dilontarkan oleh ustadz Ahmad pada kajian ini, sesungguhnya hal yang lebih penting bagi kita adalah bukan mencaci maki atau mengutuk perbuatan Yahudi dalam memporakporandakan umat sekarang ini, tetapi malah kita seharusnya dapat mencontoh para Yahudi itu, tentunya dalam koridor yang benar. Umat Islam seharusnya berkewajiban untuk menjaga kebersatuan umat, menanamkan semangat ke-Islaman yang kuat sejak dini, begitu taat dengan ajaran dinul Islam, dan juga kuat dalam sektor finansial/ekonomi.

Upaya melawan para Yahudi juga lebih baik tidak dilakukan dengan kemampuan fisik yang masih kalah jauh dibandingkan dengan mereka. Dapat diibaratkan muslim (yang masih kurang keahliannya dan latihan) sebagai orang awam yang bertanding dengan para yahudi (yang sudah begitu berlatih dan didukung berbagai keahlian) sebagai atlet profesional dalam pertandingan lari maraton. Sudah jelas bisa diprediksi siapa yang menang kalau seperti itu.

Oleh karena itu, sebagai Muslim, marilah kita mulai dari sekarang perbaikan kualitas kita dengan hal-hal riil yang bisa kita lakukan. Perbaikan kualitas ini dicontohkan oleh ustadz Ahmad dengan hal semacam pembentukan generasi Muslim selanjutnya dari keturunan kita yang bangga dengan identitas ke-Islamannya, minimal sanggup dan paham dengan bahasa Arab yang begitu identik dengan Islam. Ketaatan kepada ajaran Islam juga harus dibenahi agar itu menjadi kekuatan bagi kita sebagaimana begitu taatnya Yahudi dengan kepercayaan nyelenehnya itu.

Bila ditilik kembali pada sejarah, memang terbersit pertanyaan besar mengapa Yahudi begitu membenci Islam dan ingin menghancurkannya. Padahal dulu, semasa khilafah masih berjaya, mereka dilindungi keberadaannya sementara kerajaan-kerajaan lainnya mengusir dan menganiaya mereka. Umat Islam kala itu tak sekali pun mengusik keberadaan mereka terkecuali jika mereka membuat onar.

Pada sirah nabawiyah sendiri, Rasul juga masih menghormati keberadaan mereka di sekitar Madinah. Semua itu tentunya karena prinsip indah Islam untuk menjadi rahmatan lil alamin bagi semua golongan, tidak hanya umat Islam saja. Namun, memang karena watak keculasan mereka yang sudah mendarahdaging akhirnya menjadikan mereka lupa berbalas budi dan malah memerangi umat Islam.

Memang pertarungan antara Islam dengan Israel akan terus berlangsung hingga akhir zaman kelak sebagaimana yang diungkapkan dalam hadits panjang riwayat Bukhari yang menceritakan bagaimana kisah peperangan akhir zaman nantinya. Pada cerita itu, memang happy endingnya adalah milik kaum Islam. Akan tetapi, adanya janji kemenangan itu bukan berarti menjadikan kita  berpangku tangan dan tidak berusaha untuk mempersiapkan kemenangan itu nantinya. Justru, mulai sekaranglah kita turut serta dalam persiapan kemenangan dengan hal riil yang kita bisa lakukan.

Semoga umat Islam dapat bersatu kembali dan khilafah dapat ditegakkan kembali, hingga akhirnya kuasa yahudi laknatullah itu dapat terhapus dengan sendirinya.... Suatu kemenangan yang seharusnya menjadi cita-cita utama umat Islam....

Demikian reportase kajian yang baru saja saya ikuti. Semoga bermanfaat ^_^

Rawa Tengah, 21 Mei 2011, 22.29

26 komentar:

  1. pertamaxx
    *OTT..mas hepi b'day yah...masi lom telat kan yah...masi 21 mei*

    BalasHapus
  2. yap yahudi sampai akhir jaman akan tetep mencerocoki umat islam..tengkiu mas..ilmunya ^^

    BalasHapus
  3. @mb nova
    hohoho selamat atas keberhasilan pertamax dan oot anda, mbak...
    (duh, MP emang tempatnya OOT yaks -_-a)

    makasih banget atas ucapannya :)

    hmm semoga yang sedikit telah saya bagi ini bisa bermanfaat...

    BalasHapus
  4. kita mencontoh dan mengikuti petunjuk-petunjuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam saja, teman ... he he he ...
    sebab hanya dengan meneladan beliau shallallahu 'alaihi wassalam sajalah, kaum Muslimin akan mulia ... -dan sejarah telah membuktikannya-

    BalasHapus
  5. @mas hendra
    obviously, jelas hal tersebut adalah hal yang sangat amat utama bagi kaum Islam....
    hehehe maklum nih saya kena mental-mental cari sensasi, buat judul yang agak nyeleneh, soalnya juga menurut saya kesimpulan yang menarik dari kajian tadi adalah judul itu tadi...
    bahkan sebenarnya, contoh perilaku yahudi tidak hanya dikaitkan dengan mereka saja, Rasul pun jelas mempunyai empat karakter penting yang dibahas tadi...

    BalasHapus
  6. ngutip apa yang sering disampaikan kang bimo, mas anas

    ambilah dari pantat ayam jika itu adalah telur

    BalasHapus
  7. @mas priyo...
    wuah sekilas terasa agak gimana gitu baca quotenya
    tapi it has deepfully meaning really....

    BalasHapus
  8. Bisa jadi justru Yahudi yang lebih lihai dan lebih mampu mengikuti petunjuk dan ajaran Rasul SAW daripada kita umat Islam sendiri

    BalasHapus
  9. kita hancur bukan karena orang lain, tapi diri kita sendiri

    BalasHapus
  10. @mas nahar....
    *manggut2 setuju dan sepaham
    yaeyalah wong yang bareng2 ikutan kajian kok he

    BalasHapus
  11. @mas rifki...
    *lagi2 manggut2 setuju dan sepaham...
    well, secara tersirat kesimpulan dari kajian ini adalah hal yang mas sebutkan...
    membuat tohokan yang cukup tajem dah buat saya sebagai pesertanya....

    BalasHapus
  12. Suka deh sama tulisan ini.. kadang kita harus mencontoh orang yang ga disukai biar bisa sukses seperti mereka..

    BalasHapus
  13. @kak muse
    yap, saya pun juga baru tahu dan paham makna yang brilliant nih...
    digeneralisasi pun emang bisa juga yaks...

    BalasHapus
  14. (mikir) *lamaaa banget

    ternyata lab akm nya sulit T^T

    BalasHapus
  15. @ikhwan...
    yaelah nubie ini ternyata langsung mempraktekkan ke-OOT-an ria para sesepuh-sesepuhnya
    ckckckck

    semoga musuh lab akm-mu itu memberikan contoh yang hebat untuk dirimu :D

    BalasHapus
  16. Yahudi tu katanya juga banyak alirannya ya?

    BalasHapus
  17. @mb april....
    Ust Ahmad Sarwat dalam kajian itu juga menyebutkan bahwa dalam Yahudi itu ada banyak aliran seperti yang dialami umat Islam, hanya saja perbedaan antaraliran itu tidak menjadikan mereka berpecah dalam menginginkan satu tujuan, yakni pendirian Israel Raya....

    BalasHapus
  18. soalnya kapan hari gitu aku tau ada liputan ttg org2 Yahudi di Sulawesi

    BalasHapus
  19. @mb april...
    ngepas sedang heboh2nya ada perayaan hari lahirnya Israel yaks? hmm pernah baca juga di majalah suara hidayatullah liputan khusus tentang ini.... jelasnya kalau di manado itu secara terang2an sudah ada tempat peribadatan yahudi (sinagog) en ada semacam pusat organisasi para pemuda pendukung yahudi itu

    BalasHapus
  20. aku baca di koran hehe
    iya
    mreka terang2an dan katanya damai2 aja..

    BalasHapus
  21. @mb april....
    la wong bangunnya di tempat terpencil dan jua wilayah itu kan islam menjadi minoritas sekali...
    jadilah seakan2 'damai' saja di sana...

    BalasHapus
  22. hmm..

    agak ilfil ngeliat gambar terakhirnya..
    ibarat slogan kosong ~_~

    BalasHapus
  23. @sulambag... ya sih krg nyambung jg dgn ruh tulisannya. tpi tetep menjadi hal yg lbh baik bkn jika dpt tbebas dr produk yahudi (tak hanya sekadar memboikot)?

    BalasHapus
  24. d^_^b
    Semangat itu harus tetap ada, meskipun belum tau kapan akan terwujud...

    BalasHapus