Sabtu, 04 Juni 2011

bandung itu...

Alhamdulillah long weekend kali ini menjadi suatu pengalaman yang sangat berkesan untuk saya, walaupun dengan terpaksa tidak bisa pulang kota (Edisi Tidak Pulang ‘Kota’) sebagaimana kebanyakan orang lainnya. Hmm dengan berjalan-jalan ria di suatu kota bernama Bandung, ternyata menjadi ‘tempat pelarian’ yang sangat tepat untuk saya.

Yap, sebagaimana sudah saya ceritakan pada postingan saya sebelumnya, saya pergi ke Bandung sejak hari Kamis kemarin hingga Sabtu pagi pekan ini. Perjalanan dari Jakarta menuju Bandung saya lalui dengan transportasi kereta eksekutif Argo Parahyangan pada hari Kamis siang (pukul 11.30). Baru pertama kalinya ini saya menaiki kereta eksekutif, biasanya sih karena penghematan, naiknya kereta ekonomi ataulah bisnis, tetapi karena penasaran dan alhamdulillah ada rezeki, saya pesen tiket kereta eksekutif aja biar pernah merasakan kereta eksekutif hehehe.

Dan perjalanan pun dimulai...

Kamis siang itu pun menjadi awal mula pertama kalinya perjalanan ke Bandung. Memang masih pertama kali pada realitanya. Sungguh memalukan dah belum pernah berkunjung ke Bandung rasa-rasanya. Mumpung masih ada kesempatan bertandang ke Bandung yang relatif dekat dengan Jakarta, ya pada libur panjang seperti ini sayang rasanya kalau tidak dimanfaatkan. Sebenarnya sih dulu pernah menyambangi area Bandung, lebih tepatnya kawasan Kabupaten Bandung, daerah Pengalengan. Di tempat itu, saya dan teman-teman calon pegawai kantor saya menjalani outbound training yang sangat mengasyikkan.

Sempat sebelum berangkat, terjadi peristiwa yang cukup membuat saya panik karena saya tiba di Stasiun Gambir hampir saja terlambat dan tiket kereta yang sudah saya pesan sebelumnya sulit dicari di mana tempat menyimpannya. Hal ini dikarenakan sebelum berangkat, saya mampir dulu ke Toko Gunung Agung di daerah Kwitang dan hampir saja mengalami ‘kalap buku’, sehingga agak lupa waktu. Saya pergi ke sana untuk membeli buku yang cocok sebagai hadiah untuk teman saya di Bandung nantinya. Alhamdulillah walaupun dengan sedikit tergesa-gesa, saya bisa sampai ke stasiun sekitar 15 menit sebelum keberangkatan. Namun ya timbullah masalah lainnya yang mana saya lupa menyimpan tiket saya. Setelah ribet membongkar barang bawaan, alhamdulillah tiket itu masih ada dan bisa ditemukan. Hampir saja dah perjalanan ke Bandung menjadi gagal hufh...

Well, perjalanan ke Bandung via kereta pun dimulai tepat pukul 11.30 dari Stasiun Gambir. Kereta eksekutif ternyata memang cukup nyaman dengan beberapa fasilitas yang tersedia. Perjalanan selama kurang lebih 3 jam pun tidak terlalu terasa melelahkan. Apalagi dengan pemandangan selama perjalanan yang begitu menakjubkan. Rute yang dilewati kereta ini ternyata melewati lembah-lembah pegunungan dan dari sisi jendela kita bisa melihat begitu indahnya pemandangan hijau nan alami. Subhanallah, terasa sekali begitu luar biasa alam karya ciptaan Illahi terhampar sejauh mata memandang.

Sesampainya di Kota Bandung...

Kereta pun sampai di Stasiun Bandung sekitar pukul 15.00. Sesampainya di sana saya bertemu dengan teman saya yang pekan depan akan mengadakan hajatan pernikahannya di Blitar, yakni seorang Mper juga bernama Imam Solikin. Sebenarnya kalau selama liburan ini dia ada di Bandung, saya punya rencana numpang menginap di kosnya dan jalan-jalan dengannya, sayangnya ternyata long weekend ini dia harus pulang ke Blitar untuk mempersiapkan hajatannya yang sudah semakin mendekat pelaksanaannya. Namun, alhamdulillah saya masih bisa bersua dulu dengan kawan saya ini sebelum dia pulang ke Blitar. Sungguh suatu kebetulan kami masih bisa bertemu karena sebelumnya saya pesimis bisa bertemu dengan jadwal tibanya kereta saya dan berangkatnya kereta dia yang selisih hanya belasan menit saja.

Dan kemudian Bandung pun menyambut saya dengan hujannya yang cukup deras, sehingga saya terpaksa berdiam diri menunggu jemputan teman saya yang akan menemani saya selama di Bandung. Cukup lama saya menunggu, hingga akhirnya teman saya yang unik bernama Satriya Utama pun datang jua mengantarkan saya ke kosnya sebagai tempat persinggahan saya selama di Bandung.

Sedikit berbicara tentang teman saya ini, dia adalah teman sama-sama satu SMP dan SMA dengan saya, pun selama dua tahun terakhir di SMA, saya sekelas dengannya. Saya dan dia juga pernah menjadi teman sekamar dalam masa karantina pelatihan Pra-Olimpiade Sains Provinsi dan training centre tim Jawa Tengah untuk Olimpiade Sains Nasional V 2006 di Semarang selama sebulan kira-kira. Sementara saya hanya sekadar menjadi peserta finalis saja sampai tingkat nasional untuk bidang Kimia, dia mampu melejitkan potensinya dengan memperoleh medali emas di bidang Astronomi dan kemudian mewakili Indonesia pada Asia Pasific Astronomy Olimpiade di Wladiwostok, Rusia dan meraih medali perak (kalau tidak salah sih lupa euy hehehe).

*mau promo postingan jadul ah yang judulnya Olimpiaderz in STAN.. Isinya tentang bagaimana saya yang semula chemistry lover ini bisa kesasar di dunia akuntasi di STAN.. Silakan berkunjung (klik aja di judul postingannya*

He’s totally unique person that I’ve ever meet before. Punya gaya serta cara berpikir yang sangat berbeda dari lazimnya kebanyakan orang. Sekarang ini dia tengah menjalani akhir masa studinya di fakultas teknik penerbangan ITB. Jadilah saya berencana ke Bandung untuk menemuinya, toh juga lumayan lama pula tak sempat bersua.

Dia pun datang menjemput saya pas setelah hujan mereda dan kami pun menuju kosnya di daerah Taman Sari. Sesampainya di kosnya, kami pun ngobrol sebentar berbagi aktivitas yang tengah dijalani masing-masing dan juga mengatur rencana jalan-jalan ke mana saja selama saya di Bandung kali ini.

Yap, dengan bekal sedikit searching info di mbah Google dan jua saran serta masukan para MPers tentang tempat-tempat menarik di Bandung melalui postingan saya sebelumnya, akhirnya saya pun memulai jalan-jalan saya di Bandung dengan menyambangi kawasan Geger Kalong Girang.

Ikut Ngaji di Daarut Tauhid

Atas info yang diberikan oleh Mbak Sari (makasih banget yo mbak atas sarannya) tentang adanya kajian Kamis malam di Daarut Tauhid, saya pun tertarik mengikutinya setibanya saya di Bandung. Alhamdulillah teman saya mau menemani dan juga kami berangkat bersama teman-temannya sekampus yang memang sudah rutin mengikuti kajian tersebut sebelumnya. Ba’da maghrib kala itu kami pun menuju kawasan Geger Kalong Girang dan mengikuti kajian manajemen kalbunya Aa’ Gym yang saat itu membahas mengenai salah prioritas (hehehe reportase kajiannya kapan-kapan aja ya). Suasana saat itu di aula yang menjadi tempat kajian sangat dipenuhi oleh orang-orang yang hendak mengikuti kajian itu. Materi yang disampaikan oleh Aa’ Gym pun sangat menarik dan menggugah khas dengan gaya beliau. Manteplah pokoknya...

Agenda saya malam itu hanya diisi dengan kajian di Daarut Tauhid. Seusainya kajian kami langsung kembali ke kos dan memilih untuk langsung beristirahat dan melanjutkan jalan-jalannya di keesokan hari.

Berkunjung ke Kampus ITB....

Jumat pagi pada keesokan harinya direncanakan untuk jalan-jalan di area kampus ITB. Pagi itu kampus terasa begitu sepi karena sedang waktunya liburan setelah ujian kata teman saya. Kalau pun ada aktivitas mahasiswa, yang kami temui adalah beberapa mahasiswa yang sedang melaksanakan semacam ospek jurusan oleh seniornya dan juga ada yang sedang latihan gamelan.

Hm kampus ITB emang oke punya dah. Bangunannya unik-unik dan khas. Kawasan kampusnya juga masih hijau, sehingga pas banget kalau jalan-jalan pagi di daerah sana, pun juga sinar matahari menambah begitu nyamannya kampus ini. Jadilah naluri anasisme (eh, maksudnya narsisme :D) mulai kambuh pada diri saya dan sejenak berfoto ria di kawasan ini.

Uniknya Bangunan Terkenal di Bandung...

Setelah puas mengitari kawasan kampus ITB, saya pun diantar teman saya menuju tempat jalan-jalan berikutnya, yakni Gedung Sate. Di tempat itu, lagi-lagi saya berfoto ria. Hohoho jadilah sepertinya tema jalan-jalan di Bandung ini bukanlah wisata kuliner ataupun shopping seperti yang dilakukan banyak orang, tetapi bagi saya wisata ke Bandung ini mempunyai tema “beranasisme ria” :D.

Di samping Gedung Sate, ternyata juga ada objek bangunan yang unik dan menarik untuk dilihat, yakni Gedung Kantor Pos. Bangunannya sangat bernuansa arsitek jaman Belanda dan masih terawat dengan baik. Sebenarnya di samping gedung ini juga ada Museum Pos, hanya saja saat itu museum ditutup dan yap saya hanya bisa sekadar melanjutkan beranasisme ria di depan gedung ini hehehe.

Menjelang siang sekitar pukul 10.00, kami beranjak ke daerah jalan Asia-Afrika untuk melihat bangunan-bangunan yang unik lainnya di Bandung. Sebelumnya saya sempat meminta ke teman saya untuk mengantarkan saya ke salah satu kantor daerah instansi saya, yakni Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bandung I, yang ada di daerah tersebut. Niatnya sih hanya sekadar ingin lihat saja, toh juga aktivitas kantor sedang libur, sehingga tak bisa masuk ke kantor tersebut. Alhamdulillah walaupun sempat berputar-putar ria mencari kantor itu, akhirnya kami temukan jua KPPN itu yang ternyata jadi satu gabungan dengan Gedung Keuangan Negara (GKN) Bandung.

Dari kantor ini kemudian kami menemukan berbagai gedung unik lainnya, seperti Gedung Dinas Bina Marga Pemda Bandung persis di depan GKN. Di depan gedung ini dibangun tugu unik yang menandakan kilometer nol kota Bandung. Tidak jauh dari situ, cukup berjalan kaki sebentar saja, kami menemukan Museum Konferensi Asia-Afrika dan Gedung Merdeka yang bangunannya bernuansa kental arsitek jaman dahulu. Lagi-lagi sayang kami tidak bisa masuk ke dalamnya karena museum dan gedung itu sedang ditutup.

Sholat Jumat di Masjid Raya Bandung

Satu bangunan yang menjadi tujuan terakhir di kawasan jalan Asia-Afrika ini adalah Masjid Raya Bandung. Subhanallah luar biasa memang masjid yang satu ini. Masjid ini tampak begitu megah dengan dua tiang raksasa dan tiga kubahnya. Di depan masjid juga ada semacam taman air dengan gaya futuristik menambah kekhasan masjid ini. Saya dan teman saya pun terkesima saat mempotret masjid ini karena masjid yang megah ini juga dipercantik dengan awan-awan yang indah dan cerah siang hari itu.

Karena memang hari sudah siang dan hari itu adalah Jumat, maka sekalianlah kami sholat Jumat di sana. Dengan ruang yang begitu besar, masjid ini menampung begitu banyak jama’ah dan interiornya juga tak kalah keren dari sisi luarnya. Sholat jumat pun diselenggarakan dengan tata cara yang hampir serupa dengan sholat Jumat yang pernah saya ikuti di Masjid Istiqlal, Jakarta.

Kopdar dengan Mas Hendra

Pada postingan sebelumnya pula, saya sempat menawarkan pada kontak-kontak MP saya yang ada di Bandung untuk kopdar dan alhamdulillah ternyata ada yang menanggapi, yakni Mas Hendra. Setelah sempat kontak-kontakan via pm, sms, dan telepon, akhirnya disepakati kopdar kami diadakan pada hari Jumat siang selepas sholat Jumat di Restoran Kambing Soen, daerah Dago.

Betapa baiknya Mas Hendra saat itu karena alhamdulillah saya ditraktir makan kambing bakar di sana. Emang yang namanya gratisan rasanya oke punya hehehe. Terima kasih banyak dah buat Mas Hendra...

Di restoran itu, kami sempat ngobrol untuk lebih memperkenalkan diri masing-masing karena memang sebelumnya kami hanyalah sempat berkenalan di dunia maya via MP saja. Hihihi emang sih ada beberapa hal yang saya salah duga sebelumnya tentang Mas Hendra, begitu pula dengan Mas Hendra yang berpendapat ternyata saya ini masih kurang rame (pendiam) di dunia nyata. Maklumlah mas, kan pertemuan pertama gitu, jaimnya saya kumat hehehe.

Kata orang HOAX katanya kalau kopdar gak sempat foto-foto sebagai bukti kami pernah kopdaran. Yowis, di akhir sesi pertemuan kami, tak lupalah kami berfoto ria dulu. Hohoho menyenangkan banget dah rasanya sudah kopdaran dengan Mas Hendra. Semoga silaturahim benar-benar tidak hanya terjalin di dunia maya, tetapi bisa berlanjut di dunia nyata. That’s kopdar...

Terima kasih sekali lagi dah buat Mas Hendra yang menyempatkan waktu untuk dapat bertemu dengan saya di Bandung ini. Semoga kita bisa bertemu lagi ^_^.

Mengunjungi Masjid Salman, Kantor Perbendaharaan, Pusdai, dan Ciwalk

Usai kopdar dengan Mas Hendra, kami kembali ke kos untuk istirahat sejenak. Dalam perjalanan menuju kos itu, ternyata adzan ashar sudah berkumandang, sehingga kami pun sholat berjamaah di masjid terdekat dan saat itu masjid yang terdekat dengan posisi kami adalah Masjid Salman, masjid kampusnya ITB. Hohoho seperti Masjid At Tauhid Arif Rahman Hakim Salemba-UI, ternyata masjid ini mempunyai bentuk bangunan unik tidak seperti masjid biasanya, sehingga terlihat dari luar sekilas tidak tampak seperti masjid.

Jumat sore kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat (unit instansi vertikal instansi saya) di jalan Diponegoro. Kantor ini tak sengaja saya temukan saat perjalanan menuju Gedung Sate dan yap gak afdhol rasanya bila belum sempat beranasisme ria di depan kantor ini sebagaimana sebelumnya foto saya di depan GKN Bandung. Tak jauh dari kantor ini, ada Pusdai (Pusat Dakwah Islam) dan menarik saya untuk mengunjunginya.

Bangunan yang didominasi oleh warna ungu ini sore hari itu tengah ramai dijadikan area bermain anak-anak pada bagian depannya. Arsiteknya keren punya, apalagi setelah masuk ke dalam bagian masjidnya, interiornya bagus banget. Di halaman depan Pusdai pun, tampak pemandangan bukit di sekitar Bandung yang sangat indah dihiasi dengan langit senja yang sangat mempesona.

Setelah Pusdai, tujuan selanjutnya adalah unit instansi vertikal kantor saya lagi, yakni KPPN Bandung II di jalan PHH Mustofa yang ternyata jua tidak terlalu jauh dari Pusdai. Kami sempat mencari-cari kantor itu dengan menyusuri kanan-kiri jalan dan akhirnya ditemukan jua kantor itu. Sayangnya saat itu kantor ini agak berantakan karena sedang direnovasi, jadinya saya hanya bisa berfoto ria di depan papan nama kantor itu biar terdokumentasi sudah pernah berkunjung ke kantor ini :D.

Malam harinya, teman saya mengajak saya untuk jalan-jalan di Ciwalk yang tidak jauh dari kosnya. Sebelum ke sana, kami sempat mendirikan sholat Isya’ di Masjid Cipaganti yang bangunannya juga cukup unik. Hohoho Ciwalk memang menjadi kawasan yang begitu beda bagi kami yang begitu polos nan lugu. Kehidupan metropolis begitu terasa di sini. Tujuan kami berada di Ciwalk bukanlah untuk shopping ataupun nongkrong gak jelas, tetapi dudulnya hanya untuk sekadar mendapat view jembatan layang Pasopati yang keren dan unik. Tambah dudulnya lagi kami mendapatkan view itu di area parkir mall Ciwalk hohoho :D.

Ciwalk akhirnya menjadi tempat terakhir yang saya kunjungi di Bandung. Dari rencana semula, sebenarnya masih ada beberapa objek yang ingin saya kunjungi seperti area Braga, Museum Geologi, dan hutan wisata Dago. Apa daya karena sudah malam dan keesokan harinya saya harus kembali ke Jakarta, jadilah saya harus mengakhiri jalan-jalan ini L.

The End...

Sabtu pagi pun saya mempersiapkan diri untuk kembali ke Jakarta karena sudah saya pesan tiket kereta PP sebelumnya pada waktu itu. Belum puas rasanya berkeliling Bandung, apalagi katanya akan lebih afdhol lagi kalau menjelajah ke kawasan Kabupaten Bandung Utara dan Selatan dengan wisata alamnya. Tak apalah, semoga saja lain waktu ada kesempatan lagi bertandang ke kota ini.

Saya pun diantarkan oleh teman saya ke Stasiun Bandung dan menaiki kereta eksekutif Argo Parahyangan kembali ke Jakarta. Hohoho ada pemandangan menarik saat saya berada di stasiun ini, rupanya ada satu gerbong khusus di kereta Argo Parahyangan yang dihiasi dengan motif batik. Unik sekali, sok atuh diliat fotonya di bawah he.

Perjalanan Bandung-Jakarta pun saya jalani dengan penuh kekaguman karena sekali lagi saya mendapati pemandangan alam hijau yang begitu luar biasa indah dihiasi dengan nuansa langit serta awan di kala matahari beranjak sedikit demi sedikit terbit bersinar yang sangat cantik pagi hari itu.

Well, begitulah jalan-jalan saya kali ini di Bandung. Hohoho setelah jalan-jalan ini, saya agak kesulitan untuk mendefinisikan nuansa kota Bandung. Kalau ditanya Bandung itu seperti apa, maka saya akan jawab Bandung itu apa ya? Unik, indah, cantik, mempesona, bersejarah, banyak dah pokoknya :D.

*many thanks dah for Satriya yang sudah dengan sukarelanya menemani saya jalan-jalan di Bandung dan jadi tukang foto saya hehehe... semoga saya nggak ganggu kesibukannya berkutat dengan tugas akhir pula hehehe...

*berikut ini foto-foto kumpulan dari objek aula Daarut Tauhid, Masjid Salman, Masjid Cipaganti, Stasiun Bandung, dan gerbong unik bermotif batik Kereta Argo Parahyangan.

62 komentar:

  1. Kena macet gak? Lg long wiken d bdg mah macet bgt. Ciwalk apalagi. Hehehe.

    Ah, benar2 membuat saya iri sajah nih anas.. Tapi, ikut senang akhirnya anas bisa jalan2 di bandung.. ;)

    BalasHapus
  2. pertama kali ke bandung kah nas?
    hebohnyaaaa dikaaau wkwkwkwkw
    heuu tapi bandung selalu di hati sih nas, wajar beberapa kali k bandung pasti merasa aura yg sama hebatnyaaa

    BalasHapus
  3. ke bandung? jangan sering2..nanti bisa jatuh cinta sama kota ini

    BalasHapus
  4. @mbak sari...
    waktu di jalan asia afrika tuh kena macetnya... oh ya, perjalanan ke daarut tauhid juga kena macet...
    hohoho waktu itu saya bilang ma teman saya, walah kok Bandung gak ada bedanya ma Jakarta...
    eh, tapi yo emang ada bedanya, cuman sama macetnya aja :D

    walah walah maaf dah mbak kalau jadi bikin iri, semoga mbak punya kesempatan lagi dah ke Bandung... sepertinya gak bakalan bosen yo kalau sering ke sana he..

    BalasHapus
  5. @mb anty...
    he'em mbak, saya mengaku kekurangpengalamannya saya nih....
    heran dah dulu aja sewaktu ngampus terlalu 'terpenjara' dengan dunia aktivitas kampus
    e ndelalah ni saat ngantor, tiap liburan aja, langsung jalan-jalan hehehe :D

    eh, mbak anty asal dari Bandung kan ya? hohoho jelaslah selalu di hati kalau begitu

    BalasHapus
  6. @maman
    huhuhuhu iya nih kesambet cinta pada pandangan pertama nih ma Bandung, man...
    gimana dong, ustadz?
    keknya harus diobati nih...
    sesampainya di Jakarta tadi pagi jadi langsung berubah moodnya...
    mulai sepet lagi dah dengan Jakarta hiks :(

    BalasHapus
  7. ortu di sukabumi
    nenek di bandung
    kul di bandung
    kerja di bandung hehehe
    7 taun di bandung
    yaeyalaaaah di hatiii

    BalasHapus
  8. @mb anty...
    hohoho bandungmania sekali...
    emang patut diacungi jempol dah kotanya mbak yang satu itu ^_^b

    BalasHapus
  9. argh, saya juga belum pernah ke bandung (sepertinya)

    BalasHapus
  10. @ziyy...
    loh kok sepertinya... tapi kadang emang gitu jua yo, apalagi kalau bertandang ke suatu daerah cuman lewat doang he...
    monggolah diagendakan ke Bandung kapan euy...
    ntar naek kereta dan nikmati sensasi sejak dari perjalanannya :D

    BalasHapus
  11. wewww... pengeeen ke bandung lg...
    hem itu ada kak hendra ?? ow ow kak hendra :))

    BalasHapus
  12. dulu pernah kerja sekitar setahun :D

    BalasHapus
  13. JFSnya. Jadi bertambah ilmunya karena da rencana ke Bandung. Oia kalau di Bandung naik angkotnya ribet ga? Kalu untuk ke DT, ITB, naik angkot apa?

    BalasHapus
  14. @mus.. hohoho karena ada saya sbg modelnya kan? hehehe anasisme yg parah.. well, begitulah cantiknya si bandung ni :D

    BalasHapus
  15. seperti biasa. Panjang. Nas, ikutan lomba dari mp indonesia yuk http://multiply.com/m/item/tranparamole:links:233

    BalasHapus
  16. @penasulung... hohoho saya akan sgt menanti ksempatn lagi untk dpt jalan2 di bandung.. msh bnyk yg blm dikunjungi ni.. he’em alhamdulillah di bandung, bisa kopdaran ma mas hendra (hwwibntato)..

    BalasHapus
  17. @mas nahar... wuaaa jgn2 setahun tuh kerjanya nyambi jalan2 juga ya,mas... sepertinya menyenangkan tuh.. :D

    BalasHapus
  18. Wah aku belum pernah ke Bandung naik kereta, jd kepengen neh.

    Seru bgt ceritanya :>

    BalasHapus
  19. @sari1807....
    hmm kemaren saya sempat naik angkotnya untuk perjalanan ke DT dan Dago (tempat kopdar), selebihnya sih diantarkan pake sepeda motor oleh teman saya... jadi mohon maaf ni kurang tahu banyak tentang perangkotan di Bandung... kalau ditanya ribet atau nggak, yang kerasa kemaren tuh gak enaknya kalau kena macet...

    kemaren saya ke DT naik angkot ijo tua cicaheum-mana gitu lupa jurusannya dari gerbang depan ITB yang dekat dengan Sabuga

    BalasHapus
  20. @bang romi...
    hohoho maklum ceritanya kan mendetail... saya suka banget dah ma cerita yang detail hehehe...huaaa ikutan postingan lomba mudik ya? hmmm mau bahas apa yo... bookmark dulu ah. thanks for sharing ya, bang...

    he foto kopdarnya gak keliatan yo? sekilas tadi ngecek via mobile emang jadi blawur (kabur) gitu fotonya... tapi ada kok fotonya biar dibilang kopdarannya gak HOAX hehehe... hmm maklum nih fotonya saya kompress dan gabung jadi satu ma foto2 lain biar uploadnya kemarin lebih cepet soalnya takut koneksi melemot dan akses page ni jadi berat...

    BalasHapus
  21. @mbak yuni....
    trust me, ke Bandung via kereta di pagi hari itu bener-bener keren banget dah pemandangannya....
    speechless saat melewatinya...
    monggo dicoba mbak suatu saat nanti kalau ke Bandung...

    BalasHapus
  22. @mbak zarah...
    oalaaaaah....lupa juga yo mbak zarah mah penempatan di Bandung jua... maaf dah mbak gak sempat mampir... hmm sekarang bareng ma Mas Yogy ya di Bandung?
    huhuhu harusnya kopdaran juga yo..
    tapi keknya bakalan pengen ke Bandung lagi nih...
    semoga ada kesempatan

    BalasHapus
  23. Iya nih ada masyogy juga nasss..klo ketemuan kmrn2 qta ajakin jaga bimbel usm Stan lho nas..hehe..

    BalasHapus
  24. Keyeennn..

    Jadi pengen ditraktir kambing bakar neh *ngiler.com*

    BalasHapus
  25. @mbak zarah....
    weleh weleh masih ngurusin bimbel usm to, mbak? side job nih sepertinya....
    hohoho sudah lama tidak berkutat dengan hal ihwal usm...

    BalasHapus
  26. @mas syamsul...
    ya dunks, mas *tapi sekeren diri saya gak ya hihihi....

    tentang kambing bakar, sok atuh minta ditraktir aja ma mas Hendra langsung hehehe...
    oh ya... fotonya ada di http://hwwibntato.multiply.com/photos/album/2/Ayo_Makan_..._he_he_he_..._#photo=2 lo... mirip ma aslinya, cuman gak pake hotplate saat itu

    BalasHapus
  27. yang mosting juga keyen kok :)

    iya deh, entar minta ama mas Hendra ah... :D

    BalasHapus
  28. jalan2 gak ada 'cring2'nya = hoax. :D

    BalasHapus
  29. ha ha ha ... Anas sudah sampai lagi di Jakarta ...
    terima kasih sudah mau bertemu saya, ya ... semoga tidak kapok ...

    *apakah berhasil memetik kembang Bandung? -halah- he he he ...

    BalasHapus
  30. oww oww ... he he he ...
    ayo, menikmati kambing bakar? he he he ...

    BalasHapus
  31. ayo ke Bandung, Mas Syamsul ...
    kita menikmati kambing bakar -atau sate kelinci- ... he he he ...

    BalasHapus
  32. wehh.. saya belum pernah ke bandung. jd ngilerr :p
    kpan2 main ke surabaya ya mas :D

    BalasHapus
  33. Saya wira wiri bandung cuma mentok di gasibu hehehe

    BalasHapus
  34. emang ada lomba mudik ya ? link dunk please :DDD

    BalasHapus
  35. gak terlalu banyak sih mas, paling jauh sampai Ciwidey dan Sumedang :D

    BalasHapus
  36. @mas syamsul...
    bedanya keyen ma keren apa yaks... -_-a
    kok berasa ada udang di balik bakwan nih :D

    BalasHapus
  37. @mb ute...
    cring2? apa to kuwi? masih ngarep oleh2?
    ni jalan2 yang bertemakan anasisme, mbak...
    ora sempat tuku2, mung foto2 tok :D

    BalasHapus
  38. @aishachan...
    maklum... la wong perjalanannya juga panjang kok... *ngeles.com

    BalasHapus
  39. yeeeeeeeeeeeeee...... mas hendranya udah ngeksis di postingan sini.....

    wuaaaaaa sekali lagi malah saya yang harus berterima kasih sekali... kambing bakarnya sangat mengenang di hati *halah... gak bakalan kapok, wong yang ada malah untung kok he....

    eaaaaaaaa masih mempersoalkan yang 'begituan' -_-a
    alhamdulillah selama di Bandung kemaren cukup dapat menahan pandangan hihihi
    kembangnya gak perlu dipetik ah, biar seger masih ditanam aja dulu *?*

    BalasHapus
  40. @mas haryo...
    huks... sebenarnya pekan depan saya bakalan transit di Surabaya lo, mas, buat kondangan temen di Blitar... tapi bentar doang ik.... bisa ketemuan gak ya....
    pengennya kalau ada libur panjang lagi, bolehlah dibookmark Surabaya jadi kota tujuan biar puas plesiran di sana hehehe

    BalasHapus
  41. @mas haryo...
    huks... sebenarnya pekan depan saya bakalan transit di Surabaya lo, mas, buat kondangan temen di Blitar... tapi bentar doang ik.... bisa ketemuan gak ya....
    pengennya kalau ada libur panjang lagi, bolehlah dibookmark Surabaya jadi kota tujuan biar puas plesiran di sana hehehe

    BalasHapus
  42. kembang dan kambing beda huruf dikit, ya ...
    tapi artinya jadi jauh ... he he he ...

    BalasHapus
  43. @mas wib...
    loh kok mentok di gasibu euy mas?
    suka jogging nih keknya...

    BalasHapus
  44. @penasulung
    lah gak diklik tuh promo postingannya si bang Romi? klik linknya itu aja...
    atau kalau mau langsung ke http://indonesia.multiply.com/journal/item/27/27

    BalasHapus
  45. @mas nahar....
    wuaaaaaaaaa saya masih belum pernah tuh ke sana...
    *hufh sangat berharap bisa plesiran ke daerah kabupaten Bandung dah next time...

    BalasHapus
  46. @mas hendra...
    jiyaaaaaaaah gimana caranya tuh metik kambing hohoho...
    iyayaya baru nyadar selama di Bandung kemaren ada keterkaitan antara kembang-kambing :D

    BalasHapus
  47. hore dapat oleh2 !! (dalam bentuk cerita)

    BalasHapus
  48. Kalo misal jadi ke surabaya, contact me mas anas.. Walaupun cuma sebentar,
    insya Allah bisa ketemu kalau memang Allah menjodohkan, (haha. Koyok opo ae :D)

    BalasHapus
  49. hadeeh, gak pernah nonton koper dan ransel ya...
    cring2 tuh ongkosnyah...
    naik ini berapa, htm kesitu berapa, beli yang ntu berapa...

    BalasHapus
  50. @latansa
    iya dong harus ngasih oleh2 buat MPers semuanya.... dalam bentuk cerita bisanya emang hehehe

    BalasHapus
  51. @mas haryo...
    insya Allah mas....
    hohoho semoga beneran berjodoh *loh?*

    BalasHapus
  52. @mb ute...
    oalah gitu tho...
    pernah nonton kok... cuman yo gak keinget tuh he....
    waduh perlu dikasih cring2nya yaks...
    kok berasa kayak mengumbar rahasia dapur pribadi hehehe...
    tapi perjalanan di Bandung ni keitung ngirit kok...
    wong temanya anasisme alias foto-foto doang he...
    paling keluar biaya buat tiket kereta eksekutif (60rbx2), titipan bolu Amanda (30rb-an x3), jalan2nya free soalnya gak masuk objeknya cuman nampang doang en pake sepeda motor he... traktir temen *halah pake diberitahu*....
    apalagi yo? hohoho ngirit sekali dah

    BalasHapus
  53. kalau saya dulu suka main ke Gasibu kalau Ahad pagi, jalan2 atau baca2 majalah bekas ygn dijual di sana

    BalasHapus
  54. @mas nahar.. hohoho kemaren saya smpt mengajak tmn saya jogging di gasibu, tpi temen saya nolak, dah bosen keseringn di situ katanya :D.. Ho? ada majalah bekas yo.. saya kan pgemar majalah he.

    BalasHapus
  55. adanya pas Ahad pagi mas, banyak yang jualan di sana .. :D

    BalasHapus
  56. hohoho weekend ya...
    semacam pasar dadakan...
    oke deh,
    kalau ada waktu luang lagi ke sana ah..

    BalasHapus
  57. ngomong daarut tauhid, ngeliat mobi AA 6YM di ponjay lho.. hehehe keknya dah pindah kesini beliau..

    BalasHapus
  58. @kak muse..
    he? masak sih?
    wouw ponjay bakal jadi DT kedua dong....

    BalasHapus