Majalah Islami Suara Hidayatullah kali ini mengangkat tema “Carilah Harta untuk Akhiratmu” sebagai bahan pembahasan rubrik Kajian Utamanya. Pada rubrik lainnya ada laporan utama “Siapa Berhak Urusi Halal” antara LPPOM vs Kemenag RI, figur Haji Nuzli yang berkomitmen dengan para pengembangan pedagang kaki lima dalam tulisan berjudul “Bapaknya Pedagang Kaki Lima Bicara”, wawancara menarik dengan H. E. Bassam Al Khatib (Dubes Suriah) dengan tajuk “Jika Demokrasi itu Membunuh dan Menjajah, Kami Tak Ingin Demokrasi”, dan juga inspirasi bisnis lewat rubrik muamalat berjudul “Basahnya Bisnis Jas Hujan”. Selain itu, seperti biasanya majalah ini masih mempunyai rubrik khusus untuk keluarga dengan bagian Jendela Keluarga dan juga ada mutiara qur’an serta hadits. Well, ada berbagai macam informasi yang tertuang dalam satu majalah Islami ini, so it’s recommended for you to read it. Selain majalah Suara Hidayatullah yang biasa saya beli tiap bulan, kali ini saya juga membeli majalah Treasury Indonesia yang merupakan majalah dari kantor saya, Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Sesuai dengan headline yang diangkatnya, majalah ini dominan membahas mengenai DIPA (Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran) tahun 2011 dalam beberapa tulisan yang tampil di dalamnya seperti “Pembangunan ala Bandung Bondowoso”, “Delapan Pesan Presiden bagi Pemanfaatan APBN”, “DIPA Wajah Baru”, “Proses Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)”, dan lainnya. Terdapat juga rubrik wawancara dengan mengetengahkan tema tersebut bersama Gubernur DKI Jakarta, Menteri Pertanian, dan Wakil Menteri Keuangan. Majalah ini juga menampilkan pembahasan yang sangat terkait dengan internal organisasi seperti Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), Balance Scorecard, Sistem Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN), dan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Pada majalah ini juga ditampilkan profil dari KPPN Gorontalo yang pada tahun 2010 lalu mendapat penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima. Hohoho majalah yang sepertinya hanya bisa dipahami oleh para pegawai saja nih, tetapi tidak ada salahnya kalau masyarakat umum mengetahuinya. Topik tentang DIPA ini sebenarnya sudah tidak up-to-date lagi, sepertinya ada keterlambatan launching dari majalah ini, tetapi tak apalah, informasi yang ditampilkan masih bisa bermanfaat. Majalah ini dijual untuk umum dan bisa didapatkan di Koperasi DJPB, Bagian Pengembangan Kepegawaian DJPB, Kanwil DJPB, dan KPPN di seluruh Indonesia dengan harga Rp 20.000,-...
hohoho sukanya yang gratisan... hmm gara2 beli majalah2 ini emang jadi agak boros nih bulan ini.. tapi worthed-lah dengan rubrik2nya yang ngepas saya butuhkan
@mb anaz hm sepertinya sih dengan adanya beberapa spot penjualan tadi, dimaksudkan untuk menyiarkan perkembangan organisasi kami kepada stakeholder (pemangku kepentingan), termasuk salah satunya ya masyarakat
@mas rifki majalah kan artikelnya relatif pendek-pendek, jadi bacanya relatif tidak makan banyak waktu, makanya saya suka langganan majalah he... bobo jelas dulu waktu kecil iya, beranjak remaja kepincut ma majalah Islami judulnya El Fata, baru kemudian semakin lama semakin demen ma Suara Hidayatullah
@firman... firman sepertinya emang cocok dengan majalah seperti itu... it's nice to read a kind of magz like that... jadi inget ma tarbawi, tu recommended juga lo. sempat langganan tapi tak bertahan lama
@cahyo... ndengaren comment di sini, biasanya promo aneh2 di fb :D gitu dong kalau punya MP mah, ya commentnya di MP juga....
ckckck mental mahasiswa STAN bangets... suka gratisan... ayo, ubah mindsetnya sejak dini,.. keluarkan uang anda sebanyak2nya... asalkan untuk hal bermanfaat :D
terpulang pada minat masing masing....saya minat banget sama swimming....dan tentang kehidupan makanya sampai sekarang masih membeli kesemuanya kalau bisa...hee hee hee
@kak muse... wuaaaaah menampar balik nih ceritanya saya juga belum baca majalah ginian... :D masak sih gak pernah dapat tuh majalah dari kanpus DJP? kan tiap eselon I keknya punya majalah sendiri deh...
Majalah Islami Suara Hidayatullah kali ini mengangkat tema “Carilah Harta untuk Akhiratmu” sebagai bahan pembahasan rubrik Kajian Utamanya. Pada rubrik lainnya ada laporan utama “Siapa Berhak Urusi Halal” antara LPPOM vs Kemenag RI, figur Haji Nuzli yang berkomitmen dengan para pengembangan pedagang kaki lima dalam tulisan berjudul “Bapaknya Pedagang Kaki Lima Bicara”, wawancara menarik dengan H. E. Bassam Al Khatib (Dubes Suriah) dengan tajuk “Jika Demokrasi itu Membunuh dan Menjajah, Kami Tak Ingin Demokrasi”, dan juga inspirasi bisnis lewat rubrik muamalat berjudul “Basahnya Bisnis Jas Hujan”. Selain itu, seperti biasanya majalah ini masih mempunyai rubrik khusus untuk keluarga dengan bagian Jendela Keluarga dan juga ada mutiara qur’an serta hadits. Well, ada berbagai macam informasi yang tertuang dalam satu majalah Islami ini, so it’s recommended for you to read it. Selain majalah Suara Hidayatullah yang biasa saya beli tiap bulan, kali ini saya juga membeli majalah Treasury Indonesia yang merupakan majalah dari kantor saya, Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Sesuai dengan headline yang diangkatnya, majalah ini dominan membahas mengenai DIPA (Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran) tahun 2011 dalam beberapa tulisan yang tampil di dalamnya seperti “Pembangunan ala Bandung Bondowoso”, “Delapan Pesan Presiden bagi Pemanfaatan APBN”, “DIPA Wajah Baru”, “Proses Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)”, dan lainnya. Terdapat juga rubrik wawancara dengan mengetengahkan tema tersebut bersama Gubernur DKI Jakarta, Menteri Pertanian, dan Wakil Menteri Keuangan. Majalah ini juga menampilkan pembahasan yang sangat terkait dengan internal organisasi seperti Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3), Balance Scorecard, Sistem Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN), dan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Pada majalah ini juga ditampilkan profil dari KPPN Gorontalo yang pada tahun 2010 lalu mendapat penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima. Hohoho majalah yang sepertinya hanya bisa dipahami oleh para pegawai saja nih, tetapi tidak ada salahnya kalau masyarakat umum mengetahuinya. Topik tentang DIPA ini sebenarnya sudah tidak up-to-date lagi, sepertinya ada keterlambatan launching dari majalah ini, tetapi tak apalah, informasi yang ditampilkan masih bisa bermanfaat. Majalah ini dijual untuk umum dan bisa didapatkan di Koperasi DJPB, Bagian Pengembangan Kepegawaian DJPB, Kanwil DJPB, dan KPPN di seluruh Indonesia dengan harga Rp 20.000,-...
BalasHapusnumpang baca gratis ah kalau sempat nanti ke tobuk. He2.
BalasHapushohoho sukanya yang gratisan...
BalasHapushmm gara2 beli majalah2 ini emang jadi agak boros nih bulan ini..
tapi worthed-lah dengan rubrik2nya yang ngepas saya butuhkan
nice sharing nazz
BalasHapussemoga bermanfaat....
BalasHapusbeli juga loh
saya kan itung-itung promosi he
Untuk majalah DIPA, kirain untuk kalangan terbatas pegawai saja. Rupanya umum yah?
BalasHapuspenjualannya gimana, Naz? *hehehe.. malah wawancara*
haduh... jarang baca majalah... dulu sering... majalah bobo .... bekas lagi
BalasHapus@mb anaz
BalasHapushm sepertinya sih dengan adanya beberapa spot penjualan tadi, dimaksudkan untuk menyiarkan perkembangan organisasi kami kepada stakeholder (pemangku kepentingan), termasuk salah satunya ya masyarakat
@mas rifki
BalasHapusmajalah kan artikelnya relatif pendek-pendek, jadi bacanya relatif tidak makan banyak waktu, makanya saya suka langganan majalah he... bobo jelas dulu waktu kecil iya, beranjak remaja kepincut ma majalah Islami judulnya El Fata, baru kemudian semakin lama semakin demen ma Suara Hidayatullah
Firman membaca........
BalasHapushm tapi keknya belum available yaks majalah2 itu di Singapura....
BalasHapuskalau firman sendiri, majalah favorit apa nih?
majalah ...eeemmmm....sukan kali sukan berenang dan majalah (buku) tentang kehidupan...
BalasHapusKalo saya, yg gratis aja, civitas dr media center & buletin rutin MBM & an nashr, wkakak :P
BalasHapusHalah,, Biasanya jg boros, kayak mukanya, hehe :P
BalasHapus@firman...
BalasHapusfirman sepertinya emang cocok dengan majalah seperti itu...
it's nice to read a kind of magz like that...
jadi inget ma tarbawi, tu recommended juga lo. sempat langganan tapi tak bertahan lama
@cahyo...
BalasHapusndengaren comment di sini, biasanya promo aneh2 di fb :D
gitu dong kalau punya MP mah, ya commentnya di MP juga....
ckckck mental mahasiswa STAN bangets... suka gratisan...
ayo, ubah mindsetnya sejak dini,.. keluarkan uang anda sebanyak2nya...
asalkan untuk hal bermanfaat :D
terpulang pada minat masing masing....saya minat banget sama swimming....dan tentang kehidupan makanya sampai sekarang masih membeli kesemuanya kalau bisa...hee hee hee
BalasHapusoya? suka berenang ya...
BalasHapusyap, just do what you really love to do...
dari cinta bisa ditumbuhkan kebermanfaatan insya Allah
inshaalah......begitu....amin
BalasHapus@firman...
BalasHapus:)
Hehehehe... aku ga pernah baca majalah ginian.. Bacanya Total Film Naz... *usap2 kepala*
BalasHapus@kak muse...
BalasHapuswuaaaaah menampar balik nih ceritanya
saya juga belum baca majalah ginian... :D
masak sih gak pernah dapat tuh majalah dari kanpus DJP? kan tiap eselon I keknya punya majalah sendiri deh...